Berdasar model fixed effects, diperoleh nilai koefisien
determinasi (R2)
sebesar 0,3097 (Tabel 1). Hal tersebut
menunjukkan bahwa sebesar 30,97 persen variasi
pada kesalahan prediksi laba dapat dijelaskan oleh variasi pada
variabel-variabel independen (STICKY, Variasi
Pendapatan Bunga bersih dan operating
leverage). Sementara itu, sisanya sebesar 69,03 persen dijelaskan oleh
residual. Adapun nilai Fhitung sebesar 5,576 dan signifikan secara statistik. Hal
ini menunjukkan bahwa variabel-variabel independen secara serentak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 1.
Hasil Estimasi (Fixed
Effects) Model Dampak Kos Stickiness Pada Akurasi Prediksi Laba
Pada Industri Perbankan
No.
|
Variabel
|
Koefisien
|
t-statistik
|
t-tabel
(α =5%)
|
1.
|
Konstanta
|
1,921*
|
3,931
|
1,645
|
2.
|
AFE
i,t-1
|
0,038
|
0,521
|
1,645
|
3.
|
STICKY
i,t
|
1,249*
|
3,008
|
1,645
|
4.
|
VPBi,t
|
0,405*
|
6,095
|
1,645
|
5.
|
OPLEV
i,t
|
-1,425
|
-1,361
|
-1,645
|
6.
|
OPLEV
i,t-1
|
-1,520
|
-1,467
|
-1,645
|
Adjusted R2 = 0,3097 Fhitung = 5,576
*) signifikan pada (α=5%)
Berdasar di atas, maka koefisien regresi kesalahan prediksi
laba tahun sebelumnya tidak signifikan. Kesalahan prediksi laba tahun berjalan
tidak dipengaruhi oleh kesalahan yang sama pada tahun sebelumnya. Hal ini
mengindikasikan adanya proses pembelajaran sehingga kesalahan masa lalu tidak
berulang.
Selanjutnya koefisien regresi variabel STICKY bertanda positif dan signifikan dengan nilai koefisien
sebesar 1,249. Hal ini berarti kenaikan kos stickiness
sebesar 1 yang terjadi pada tahun berjalan akan mengakibatkan kenaikan
kesalahan prediksi laba sebesar 1,249. Dengan demikian semakin tinggi kos stickiness, semakin besar kesalahan
dalam prediksi laba. Kesalahan dalam prediksi baik pada saat volume aktivitas
perusahaan meningkat maupun menurun, akan lebih besar pada perusahaan yang
menghadapi kos stickiness. Semakin
besar kesalahan dalam prediksi laba menunjukkan semakin rendahnya akurasi
prediksi laba. Hal ini berarti bahwa semakin besar kos stickiness, semakin rendah akurasi prediksi laba. Temuan ini
mendukung hipotesis 1 bahwa kenaikan kos stickiness berdampak pada penurunan akurasi prediksi laba.
Sementara itu, variabel operating leverage (OPLEV) tidak berpengaruh pada kesalahan dalam prediksi laba.
Koefisien regresi variabel operating
leverage tidak signifikan baik untuk periode satu tahun sebelumnya maupun
tahun berjalan. Hal ini diduga karena pengunaan
aktiva tetap pada perbankan relatif rendah. Aktiva tetap bersifat lebih
fleksibel sehingga tidak berdampak pada fluktuasi laba. Dengan demikian akurasi
dalam prediksi laba relatif tinggi.
Koefisien variasi pendapatan
bunga bersih (VPB) signifikan dan bertanda positif. Nilai koefisien variasi
pendapatan bunga bersih sebesar 0,407 menunjukkan bahwa kenaikan variasi
pendapatan bunga bersih sebesar 1 akan diikuti dengan kenaikan kesalahan prediksi laba sebesar 0,407.
Sumber utama pendapatan operasional
perbankan adalah pendapatan bunga. Fluktuasi dalam pendapatan bunga bersih
lebih fluktuatif menyebabkan laba perbankan juga ikut berfluktuasi. Hal ini
akan mengakibatkan kenaikan kesalahan prediksi laba.
0 komentar:
Posting Komentar