Rabu, 12 Oktober 2016

Dampak Kos Stickiness Pada Akurasi Prediksi Laba Pada Industri Manufaktur

05.21 Posted by Unknown No comments
Berdasar model fixed effects, diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar  0,5207 (Tabel 1). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebesar 52,07 persen variasi  pada kesalahan prediksi laba industri manufaktur dapat dijelaskan oleh variasi pada variabel-variabel independen, sedangkan sisanya sebesar 47,93 persen dijelaskan oleh residual. Adapun nilai  Fhitung sebesar  13,750 dan signifikan secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel independen secara serentak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 1.
Hasil Estimasi (Fixed Effects) Model Dampak Kos Stickiness Pada Akurasi Prediksi Laba Pada Industri Manufaktur
No.
Variabel
Koefisien
t-statistik
t-tabel
(α =5%)
1.
Konstanta
2,761*
2,153
1,645
2.
AFE i,t-1
0,647*
    11,569
1,645
3.
STICKY i,t
2,266*
2,201
1,645
4.
VPBi,t
0,203*
2,951
  1,645
5.
OPLEV i,t-1                 
 -0,712
     -0,962
 -1,645
                      Adjusted R2 =  0,5207                      Fhitung = 13,750  
                    *)  signifikan pada (α=5%)    
Berdasar Tabel 1, maka koefisien regresi kesalahan prediksi laba tahun sebelumnya berpengaruh positif dan signifikan. Nilai koefisien regresi sebesar 0,647 menunjukkan bahwa secara rata-rata kenaikan kesalahan prediksi laba sebesar 1 yang terjadi pada satu tahun sebelumnya akan diikuti dengan kenaikan kesalahan prediksi laba pada tahun berjalan sebesar 0,647 satuan. Hal ini menunjukkan bahwa kesalahan di masa lalu berlanjut pada masa sekarang.
            Selanjutnya koefisien regresi variabel STICKY bertanda positif dan signifikan dengan nilai koefisien sebesar 2,266. Hal ini berarti kenaikan kos stickiness sebesar 1 satuan yang terjadi pada tahun berjalan akan mengakibatkan kenaikan kesalahan prediksi laba sebesar 2,266 satuan. Semakin tinggi kos stickiness, semakin besar kesalahan dalam prediksi laba. Kesalahan dalam prediksi baik pada saat volume aktivitas perusahaan meningkat maupun menurun, akan lebih besar pada perusahaan yang menghadapi kos stickiness. Hal ini berarti akurasi prediksi laba semakin rendah. Penurunan akurasi prediksi laba menyebabkan laba yang dilaporkan akan memberikan informasi yang kurang penting bagi prediksi laba periode mendatang.  Temuan ini mendukung hipotesis 1  bahwa kenaikan kos stickiness berdampak pada penurunan akurasi prediksi laba.
Koefisien variasi penjualan bersih (VPB) signifikan dan bertanda positif. Nilai koefisien variasi penjualan bersih sebesar 0,203 menunjukkan bahwa kenaikan variasi penjualan bersih sebesar 1 satuan akan diikuti dengan kenaikan kesalahan prediksi laba sebesar 0,657 satuan. Penjualan  bersih merupakan sumber pendapatan utama bagi perusahaan manufaktur. Fluktuasi dalam penjualan  bersih menyebabkan fluktuasi laba dan selanjutnya berdampak pada semakin besarnya kesalahan  dalam prediksi laba.
Sementara itu, variabel operating leverage (OPLEV) tidak berpengaruh pada kesalahan dalam prediksi laba. Koefisien regresi variabel operating leverage tidak signifikan baik untuk periode satu tahun sebelumnya maupun tahun berjalan. Hal  ini diduga karena pengunaan aktiva tetap yang fleksibel sehingga tidak berdampak pada fluktuasi laba. Dengan demikian akurasi dalam prediksi laba relatif tinggi.

0 komentar:

Posting Komentar