Berdasar model fixed effects, diperoleh nilai koefisien
determinasi (R2)
sebesar 0,5207 (Tabel 1). Hal tersebut
menunjukkan bahwa sebesar 52,07 persen variasi
pada kesalahan prediksi laba industri manufaktur dapat dijelaskan oleh
variasi pada variabel-variabel independen, sedangkan sisanya sebesar 47,93
persen dijelaskan oleh residual. Adapun nilai
Fhitung sebesar 13,750 dan signifikan secara statistik. Hal
ini menunjukkan bahwa variabel-variabel independen secara serentak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 1.
Hasil Estimasi (Fixed
Effects) Model Dampak Kos Stickiness Pada Akurasi Prediksi Laba
Pada Industri Manufaktur
No.
|
Variabel
|
Koefisien
|
t-statistik
|
t-tabel
(α =5%)
|
1.
|
Konstanta
|
2,761*
|
2,153
|
1,645
|
2.
|
AFE
i,t-1
|
0,647*
|
11,569
|
1,645
|
3.
|
STICKY
i,t
|
2,266*
|
2,201
|
1,645
|
4.
|
VPBi,t
|
0,203*
|
2,951
|
1,645
|
5.
|
OPLEV
i,t-1
|
-0,712
|
-0,962
|
-1,645
|
Adjusted R2 = 0,5207 Fhitung = 13,750
*) signifikan pada (α=5%)
Berdasar Tabel 1, maka koefisien regresi kesalahan prediksi
laba tahun sebelumnya berpengaruh positif dan signifikan. Nilai koefisien
regresi sebesar 0,647 menunjukkan bahwa secara rata-rata kenaikan kesalahan
prediksi laba sebesar 1 yang terjadi pada satu tahun sebelumnya akan diikuti
dengan kenaikan kesalahan prediksi laba pada tahun berjalan sebesar 0,647
satuan. Hal ini menunjukkan bahwa kesalahan di masa lalu berlanjut pada masa
sekarang.
Selanjutnya koefisien regresi
variabel STICKY bertanda positif dan
signifikan dengan nilai koefisien sebesar 2,266. Hal ini berarti kenaikan kos
stickiness sebesar 1 satuan yang terjadi pada tahun berjalan akan mengakibatkan
kenaikan kesalahan prediksi laba sebesar 2,266 satuan. Semakin tinggi kos stickiness, semakin besar kesalahan
dalam prediksi laba. Kesalahan dalam prediksi baik pada saat volume aktivitas
perusahaan meningkat maupun menurun, akan lebih besar pada perusahaan yang
menghadapi kos stickiness. Hal ini
berarti akurasi prediksi laba semakin rendah. Penurunan akurasi prediksi laba
menyebabkan laba yang dilaporkan akan memberikan informasi yang kurang penting
bagi prediksi laba periode mendatang. Temuan ini
mendukung hipotesis 1 bahwa kenaikan kos stickiness berdampak pada penurunan akurasi prediksi laba.
Koefisien variasi penjualan bersih
(VPB) signifikan dan bertanda positif. Nilai koefisien variasi penjualan bersih
sebesar 0,203 menunjukkan bahwa kenaikan variasi penjualan bersih sebesar 1 satuan
akan diikuti dengan kenaikan kesalahan prediksi laba sebesar 0,657 satuan. Penjualan bersih merupakan sumber
pendapatan utama bagi perusahaan manufaktur. Fluktuasi dalam penjualan bersih menyebabkan fluktuasi laba dan
selanjutnya berdampak pada semakin besarnya kesalahan dalam prediksi laba.
Sementara itu, variabel operating leverage (OPLEV) tidak berpengaruh pada kesalahan dalam prediksi laba.
Koefisien regresi variabel operating
leverage tidak signifikan baik untuk periode satu tahun sebelumnya maupun
tahun berjalan. Hal ini diduga karena pengunaan
aktiva tetap yang fleksibel sehingga tidak berdampak pada fluktuasi laba.
Dengan demikian akurasi dalam prediksi laba relatif tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar